Kamis, 01 Desember 2011

Sosiologi Kesehatan



  • Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan

Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mencakup seluruh aspek ilmu pengetahuan, tanpa terkecuali ilmu kesehatan. Sehingga mengakibatkan para ahli kesehatan semakin banyak menaruh minat kepada ilmu sosiologi. Hal ini tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan ketika berhadapan langsung dengan masyarakat yang merupakan suatu kelompok sosial terluas. Didalam menjalankan praktek, para dokter seringkali menghadapi berbagai persoalan, diantaranya yaitu kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke rumah sakit ataupun ke dokter. Hal ini di karenakan masih adanya kecurigaan masyarakat meskipun dokter tersebut sangat mengerti tentang penyakit dan bagaimana cara untuk mengobatinya.
Banyak masyarakat lebih memilih mengobati penyakitnya sendiri ataupun berobat ke dukun daripada berobat ke rumah sakit ataupun ke dokter. Hal ini sesuai dengan survey kesehatan rumah tangga (1980) yang mengemukakan bahwa 34 % masyarakat lebih memilih mengobati penyakitnya sendiri, dan 6 % memilih berobat ke dukun. Data  tersebut tentu saja sangat  mengejutkan bagi kalangan ahli kesehatan. Maka dari itu, para ahli kesehatan sangat membutuhkan penjelasan sosiologis tentang keadaan dan kondisi yang terjadi dalam suatu wilayah masyarakat, dan mencari cara dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk lebih lanjut, para tenaga kesehatan yang melayani masyarakat diharuskan untuk memahami kondisi sosiologis dari manusia (individu) yang meliputi penjelasan-penjelasan berikut ini.
  • Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Dikatakan demikian, karena manusia membutuhkan untuk saling berinteraksi sosial dengan orang lain di dalam suatu kelompok untuk mempertahankan eksistensinya sebagai manusia. Kelompok terkecil dalam masyarakat dan paling dekat dengan kehidupan individu adalah keluarga. Di dalam keluarga, setiap individu yang merupakan anggota dari keluarga akan saling berinteraksi. Di dalam keluarga, ada yang berupa keluarga batih (nucliar family) atau keluarga kecil serta keluarga luas (extended family) yang merupakan gabungan dari beberapa keluarga batih.
  • Konsep-Konsep Pokok
Masyarakat merupakan konsep yang paling mendasar dalam ilmu sosial dan ilmu perilaku. Secara umum, istilah masyarakat dibedakan dalam dua kata, yaitu  society dan community. Secara harfiah, society merupakan pengertian dari masyarakat luas, yang memiliki tujuan bersama dan cenderung saling bekerja sama. Society dibagi lagi menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang dikenal dengan community atau kominitas. Komunitas merupakan suatu wadah yang dijadikan sebagai sarana interaksi dari berbagai system utama. Dalam komunitas, individu dapat menujukan integritas serta perilaku dalam masyarakat yang kompleks.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya untuk memahami suatu gejala sosial dalam masyarakat, yaitu pendekatan etik dan pendekatan emik. Modernisasi meriupakan salah satu gejala sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Individu yang mampu untuk mengubah gaya berfikir dan lebih terbuka merupakan salah satu contoh dari masyarakat modern. Artinya, masyarakat modern lebih terbuka dan bersedia untuk membuka diri dan menerima setiap gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam upaya mengendalikan lingkungannya. Hal ini tentu saja berbeda dengan masyarakat tradisional yang hidupnya sangat ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan masyarakat lebih menggunakan akal ataupun keterampilannya untuk mengatur lingkungannya agar sesuai dengan apa yang diinginkannya.
  • Perilaku dan Masalah Kesehatan Masyarakat
Aspek fisik dan aspek non fisik merupakan aspek utama dalam masalah kesehatan masyarakat. Aspek fisik merupakan suatu keadaan dimana ada tidaknya sarana kesehatan dan pengobatan masyarakat, dan aspek non fisik lebih mengarah kepada tindakan atau perilaku kesehatan. Pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan perwujudan dari perilaku individu. Dengan memiliki pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, maka individu akan bertindak dan berperilaku yang berhubungan tentang kesehatan. Sehingga faktor perilaku memiliki pengaruh besar bagi status kesehatan individu maupun masyarakat.
Beberapa Pendekatan Sosiologis
  • Model Evolusi
Masyarakat merupakan inti dari model ini. Model ini berasal dari teori evolusi Charles Darwin yang mengemukakan bahwa setiap spesies akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya untuk tetap bertahan hidup. Yang apabila spesies tersebut dapat mempertahankan hidupnya, maka spesies tersebut berhasil melakukan penyesuaian terhadap lingkungan, dan perubahan tersebut akan diturunkan kepada keturunan selanjutnya. Apabila dianalogikan dengan kondisi kelangsungan hidup masyarakat manusia, maka akan menimbulkan beberapa kemungkinan. Manusia akan mengalami perubahan fisik agar dapat mempertahankan kehidupannya dalam lingkungan yang ditempatinya. Dan yang kedua, apabila manusia tidak mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, maka kemungkinan manusia akan mati atau meninggalkan lingkungan tersebut.
  • Model Struktural Fungsional
Menurut model ini, masyarakat terdiri bagian-bagian yang berfungsi secara integral dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu system sosial. Bagian-bagian ini tentu saja kelompok-kelompok yang memiliki tujuan ataupun fungsi-fungsi tertentu. Model ini seringkali digunakan untuk mempelajari sejarah perkembangan peradaban manusia. Akan tetapi, model ini tidak  mempermasalahkan sejarah terbentuknya suatu perilaku, melainkan lebih menekankan ke arah konsekuensi. Sehingga jika hendak memahami suatu bagian atau struktur dalam masyarakat, maka yang perlu dilihat adalah fungsi dan akibat apa yang ditimbulkan dari hal tersebut.
  • Model konflik
Menurut model ini, di dalam masyarakat selalu terdapat pertentangan antar individu maupun kelompok. Karena dalam kehidupan sosial, untuk memperoleh kekuatan dan keuntungan bukan berdasarkan atas konsensus, melainkan berdasarkan kompetisi ataupun persaingan. Menurut model ini, kepercayaan terhadap adanya keseimbangan dari komponen masyarakat adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat tidak selalu berakibat kerugian, akan tetapi lebih memotivasi untuk mendapat keuntungan yang besar. Dengan kata lain, apabila konflik tejadi antar dua kelompok, maka akan muncul solidaritas yang tinggi antar sesama anggota dari kelompok masing-masing.
  • Model Interaksi Simbolik
Menurut model ini, setiap individu dalam masyarakat dilihat sebagai orang-orang yang melakukan interaksi satu sama lain. Model ini lebih memfokuskan pandangan terhadap individu. Karena individu dianggap sebagai suatu struktur yang menyusun masyarakat. Dan di dalam masyarakat, komunikasi antar sesama individu sangat diperlukan. Sehingga model interaksi simbolik ini lebih tepat digunakan untuk menganalisa hubungan antar dokter dan pasien.
  • Penerapan Konsep Soiologi Dalam Praktek Medis
Penerapan konsep sosiologi dalam praktek medis adalah suatu konsep yang menunjukan adanya unsur-unsur umum yang terdapat pada pasien yang terdapat pada setioap situasi atau interaksi. Interaksi yang dimaksud yaitu interaksi dimana dokter atau petugas kesehatan dan pasien memberikan pelayanan praktek medis dalam bentuk stuktur, yakni dengan memperhatikan apa saja yang bisa terjadi dan juga tujuan pada situasi tersebut. Meskipun dokter terlibat dalam kegiatan-kegiatan tertentu, namun masyarakat juga berperan dalam kegiatan yang berkaitan dengan peran dokter. Salah satu contoh yang dimaksud disini adalah sifat umum dari peranan dokter ataupun peranan pasien. Didalamnya terdapat situasi yang sama dan juga perbedaan-perbedaan di mata para pelaku yang ikut berperan didalamnya. Dari uraian di atas, bagi sosiologi adalah implikasi bagi peran-peran individu yang hidup berkelompok misalnya kelnuarga, suku bangsa, sekolah, dan lain-lain.
  • Pendidikan Kesehatan dan Beberapa Model Perubahan Perilaku
Mengingat tujuan akhir dari program kesehatan adalah menumbuhkan perilaku sehat dalam masyarakat dan fungsi dari petugas kesehatan yaitu informasi atau pendidikan tentang kesehatan. Pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah suatu proses mendidik individu atau masyarakat agar mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan atau input (perilaku pemakai sarana kesehatan dan petugas kesehatan) yang telah diolah dengan teknik-teknik  tertentu akan menghasilkan keluaran output (perubahan perilaku kesehatan masyarakat). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor sosial, budaya, ekonomoi, dan juga politik sehingga pendidikan kesehatan bukanlah tugas yang mudah. Secara umum, upaya mengubah perilaku dapat digolongkan menjadi tiga macam cara yaitu menggunakan kekuasaan ataupun kekuatan, memberikan informasi, dan diskusi atau partisipasi.
  • Model “Kepercayaan Kesehatan” Dari Rosentock
Menurut Rosentock, perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan tanpa memperdulikan apakah motif dan kepercayaan tersebut sesuai dengan realita tentang apa yang baik untuk individu tersebut. Model kepercayaan ini mencakup lima unsur utama. Yang pertama adalah persepsi individu tentang kemungkinannya terkena suatu penyakit (perceived susceptibility), yang kedua adalah pandangan individu tentang  beratnya penyakit tersebut (perceived serisousness), yang ketiga adalah bahwa individu itu telah terserang penyakit tersebut, makin dirasakan besar ancamannya (perceived threats), yang keempat dan kelima adalah, alternatif yang diajukan petugas tersebut, tergantung atas hambatan dari pelaksanaan alternatif tersebut (perceived benefit dan barriers). Untuk menerima atau menolak alternatif tersebut, diperlakukan satu unsur lagi, yaitu faktor pencetus (cues to action) yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Bagi individu yang memiliki motifasi rendah untuk bertindak diperlukan rangsangan yang lebih intensif untuk mencetuskan respon yang diinginkan, sebab bagi kelompok semacam ini penghayatan subjektif terhadap hambatan atau resiko negatif dari pengobatan penyakitnya, jauh lebih kuat daripada gejala objektif dari penyakit itu ataupun pandangan atau saran profesional petugas kesehatan.
Special Thanks To Rizky Lestari

0 komentar:

Posting Komentar