Rabu, 04 Mei 2016

BIOMEDIK : Peranan Sitoplasma, Mitokondria, Dan Ribosom Dalam Metabolisme Sel.

1.    Peranan Sitoplasma, Mitokondria, Dan Ribosom Dalam Metabolisme Sel.
a.    Sitoplasma
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Sitoplasma adalah tempat dimana semua pekerjaan dalam sel dilakukan. Nutrisi yang diserap, diangkut, dan diproses dalam sitoplasma. Sitoplasma juga menyediakan struktur fisik untuk sel. Sitoplasma memainkan peran mekanik, yaitu (misalnya) untuk mempertahankan bentuk, konsistensi sel dan memberikan suspensi kepada organel. Ini juga merupakan tempat penyimpanan bahan kimia diperlukan untuk kehidupan. Reaksi metabolik penting terjadi di sini, misalnya glikolisis anaerob dan sintesis protein. Didalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat zat melalui reaksi kimia. Misalnya proses pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein dan Nukelotida. Sitoplasma “mengalir” di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik.
b.   Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

Gambar Mitokondria

c.    Fungsi Ribosom
1.    Sebagai tempat sintesis protein
2.    Mesin yang mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat dalam sintesis protein.
3.    Untuk mengikat asam-asam amino yang ada dalam sitoplasma.

Gambar Ribosom
 
 

2.    Mekanisme Transport Melalui Membran Plasma
Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul melewati membrane sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.
Transpor zat melalui membran plasma bertujuan :
Ø  Memasukkan gua, asam amino, dan nutrien lain yang diperlukan sel.
Ø  Memasukkan oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) pada proses respirasi sel.
Ø  Mengatur konsentrasi ion anorganik di dalam sel, contohnya ion Na+, K+, dan Ca2+.
Ø  Membuang sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun.
Ø  Menjaga kestabilan pH.
Ø  Menjaga konsentrasi suatu zat untuk mendukung kerja enzim
Transpor zat dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.    Transpor aktif
Pergerakan molekul melawan gradien konsentrasi (atau membran), dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi sehingga memerlukan energi. Sember energi yang diperlukan berupa ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif meliputi pompa ion, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.
1)   Pompa ion
Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan pertukaran ion dari dalam sel dan ion di luar sel. Mekanisme pompa ion terjadi akibat perubahan bentuk pada protein membran sehingga memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau masuk sel. Perubahan bentuk tersebut dilakukan menggunakan energi ATP.


Seperti ditunjukkan pada Gambar di atas, pompa natrium-kalium mengangkut ion Na+ dan ion K+dengan cara sebagai berikut:
1.    pompa Natrium-kalium mengikat ATP dan tiga ion Na + intraseluler.
2.    ATP dihidrolisis menghasilkan adenosin difosfat (ADP) dan fosfat anorganik. Fosfat bebas memfosforilasi pompa natrium-kalium.
3.    Perubahan konformasi pada pompa mengekspos ion Na+ ke luar.
4.    Bentuk pompa yang terfosforilasi memiliki afinitas ion Na + lebih rendah, sehingga mereka dilepaskan. Pompa mengikat dua ion K + ekstraseluler. Hal ini menyebabkan defosforilasi pompa, kembali ke keadaan konformasi sebelumnya, mengangkut ion K + ke dalam sel.
5.    Bentuk pompa yang tidak terfosforilasi memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk Na + ion daripada ion K +, sehingga dua ion K + yang terikat dilepaskan.
6.    ATP mengikat, dan proses dimulai lagi.
2)   Kotranspor
Kotranspor adalah transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisasi transpor zat terlarut lainnya. Kotranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan energi ATP. Contoh : pompa proton H+  yang menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan, kemudia ion H+ yang keluar membawa sukrosa untuk memasuki protein transpor lainnya. Mekanisme transpor H+ berguna untuk memindahkan sukrosa hasil fotosintesis ke pembuluh daun dan selanjutnya didistribusikan ke akar.
3)   Endositosis-eksositosis
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu pinositosis dan fagositosis. Sedangkan, eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke luar sel dengan membentuk vesikula baru.



2.    Transpor pasif
Transpor pasif merupakan pergerakan molekul mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi rendah, sehingga tidak memerlukan energi. Transpor pasif meliputi difusi, difusi dipermudah, dan osmosis.
1)   Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan seimbang dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar, lama kelamaan teh itu menjadi manis. Faktor yang memengaruhi kecepatan difusi :
Ø Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Ø Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Ø Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Ø Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Ø Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya


2)   Osmosis
Osmosis adalah pergerakan air dari konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel. Contoh peristiwa osmosis adalah air laut yang meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak ke larutan gula yang konsentrasinya lebih tinggi.
Efek osmosis :
Jika konsentrasi larutan sel lebih rendah dibandingkan konsentrasi lingkungan sekitarnya, maka air akan segera bergerak ke luar meninggalkan sel secara otomatis, akibatnya sel menyusut dan mati (PLASMOLISIS).
Jika konsentrasi larutan sel lebih tinggi dibandingkan konsentrasi lingkungan sekitarnya, maka air akan segera bergerak masuk ke dalam sel secara otomatis, akibatnya sel membengkak dan pecah, kecuali pada sel tumbuhan hanya menggelembung dan menegan


3)   Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi yaitu proses difusi yang dibantu oleh protein pembawa (Carrier protein) seperti proses pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus.


Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adlah molekul-molekul yang beurkuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti ar yang memiliki protein membran khusus sebagai media transpor.



0 komentar:

Posting Komentar